Boyolali-Bekerjasama dengan beberapa pondok pesantren yang berada di Sukoharjo, SDIT Adz Dzikro menerapkan program tahfidz Quran.

Melalui bantuan dari santri sukarelawan, siswa-siswa di sekolah ini sangat antusias dalam pembelajaran tahfidz. Target dari kegiatan ini adalah ketika siswa lulus dari sekolah, mereka sudah menghafal sebanyak 3 juz.

Tahfidz telah diterapkan dari kelas bawah yaitu juz 30 untuk kelas 1 dan 2, juz 29 untuk kelas 3 dan 4 sedangkan untuk juz 30 untuk kelas 5 dan 6. tahfidz mempunyai 6 s.d 8 jam pelajaran di setiap minggunya. Menerapkan metode menghafal Ummi dengan diawali dengan kegiatan Muraja’ah siswa mampu menghafal dengan baik. Metode ini dirasa tepat, karena ketika siswa mendengarkan Surah yang dibacakan mereka akan mampu menangkap apa yang mereka dengar dengan cepat.

Namun, bukan berarti kemampuan setiap siswa itu sama. Oleh para guru yang mengajar harus mempunyai kesabaran yang ekstra. Kunci dari tahfidz ini adalah disiplin dalam menghafal, tentu peran orang tua di rumah juga penting. Ketika siswa sudah menerima pembelajaran tahfidz mereka akan diuji untuk melihat kemampuan sejauh ini.

Pembelajaran tahfidz ini mempunyai beberapa kendala salah satunya pandemi covid 19. KBM berjalan kurang lancar begitupun dengan tahfidz Quran. Ketika PTM pun siswa masih terbawa suasana saat di rumah. Sehingga untuk menyiasati hal tersebut pembelajaran metode yang digunakan pun bervariasi agar siswa tidak bosan.

“Program pengembangan yang akan kami lakukan kedepannya adalah penerapan metode yang lebih baik, pengembangan skill terhadap guru dan perlu adanya dukungan dari orang tua. Siswa yang sedini mungkin sudah diberikan kemampuan tahfiz Quran mereka cenderung lebih mudah untuk menerima pembelajaran” ujar Jamiatusolihah S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDIT Adz Dzikro (31/01/2022) (RT & RH)